Jumat, 21 Mei 2010

Al fatihah 1-2

1 Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.(QS. 1:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun
Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG /
Surah Al Faatihah 1
ِمْسِب ِهَّللا
ِنَمْحَّرلا
ِميِحَّرلا )1(
Di dalam Alquran ada 114 surah,
semuanya dimulai dengan
"Basmalah", kecuali surah At-
Taubah. Surah At-Taubah ini tidak
dimulai dengan "Basmalah" karena
memang tidak serasi kalau dimulai
dengan "Basmalah". Di samping
pada permulaannya "Basmalah" ada
disebutkan satu kali di pertengahan
surah An-Naml:30; dengan demikian
"Basmalah" itu didapati di dalam
Alquran 114 kali.
Ada beberapa pendapat ulama
berkenaan dengan "Basmalah" yang
terdapat pada permulaan sesuatu
surah. Di antara pendapat-pendapat
itu yang termasyhur ialah:
1."Basmalah" itu adalah suatu ayat
yang tersendiri, diturunkan Allah
untuk jadi kepala masing-masing
surah, dan pembatas antara surah
dengan surah yang lain. Jadi dia
bukanlah satu ayat dari Al-Fatihah
atau dari sesuatu surah yang lain,
yang dimulai dengan Basmalah itu.
Ini adalah pendapat Imam Malik
beserta ahli qiraat dan fuqaha
Madinah, Basrah dan Syam dan
juga pendapat Imam Abu Hanifah
dan pengikut-pengikutnya. Sebab itu
menurut Imam Abu Hanifah
"Basmalah" itu tidak dikeraskan
membacanya dalam salat bahkan
Imam Malik tidak membaca
Basmalah sama sekali.
2."Basmalah" adalah salah satu ayat
dari Al-Fatihah, dan dari sesuatu
surah yang lain, yang dimulai
dengan "Basmalah". Ini adalah
pendapat Imam Syafii beserta ahli
qiraat Mekah dan Kufah. Sebab itu
menurut mereka "Basmalah" itu
dibaca dengan suara keras dalam
salat (Jahar).
Kalau kita perhatikan bahwa
sahabat-sahabat Rasulullah saw.
telah sependapat menuliskan
"Basmalah" pada permulaan sesuatu
surah dan surah-surah Alquranul
Karim itu, kecuali surah At-Taubah
(karena memang dari semula
turunnya tidak dimulai dengan
Basmalah) dan bahwa Rasulullah
saw. melarang menuliskan sesuatu
yang bukan Alquran supaya tidak
bercampur aduk dengan Alquran.
Sebab itu oleh mereka tidak
dituliskan "amin" di akhir surah Al-
Fatihah. Basmalah itu adalah salah
satu ayat dari Alquran atau dengan
perkataan lain bahwa "basmalah-
basmalah" yang terdapat di dalam
Alquran itu adalah ayat-ayat
Alquran, lepas dari pendapat apakah
satu ayat dari Al-Fatihah atau dari
sesuatu surah yang lain, yang
dimulai dengan Basmalah atau tidak.
Sebagai disebutkan di atas surah Al-
Fatihah itu terdiri dari tujuh ayat.
Mereka yang berpendapat bahwa
basmalah itu tidak termasuk satu
ayat dari Al-Fatihah, memandang:
ِرْيَغ ِبوُضْغَمْلا
ْمِهْيَلَع اَلَو
َنيِّلاَّضلا
adalah salah satu ayat, dengan
demikian ayat-ayat Al-Fatihah itu
tetap tujuh.
ِمْسِب ِهَّللا
ِنَمْحَّرلا
ِميِحَّرلا )1(
"Dengan menyebut nama Allah",
maksudnya "dengan menyebut
nama Allah saya baca atau saya
mulai". Seakan-akan Nabi berkata:
"Saya baca surah ini dengan
menyebut nama Allah, bukan
dengan menyebut nama saya
sendiri, sebab dia wahyu dari
Tuhan, bukan dari saya sendiri.
Maka basmalah di sini mengandung
arti bahwa Alquranul Karim itu
wahyu dari Allah, bukan karangan
Muhammad saw. dan Muhammad
itu hanyalah seorang pesuruh Allah
yang dapat perintah menyampaikan
Alquran kepada manusia.
Pemakaian kata "Allah"
"Allah" nama bagi Zat yang ada
dengan sendiri-Nya (wajibul wujud).
Kata "Allah" itu hanya dipakai oleh
bangsa Arab kepada Tuhan yang
sebenarnya, yang berhak disembah,
yang mempunyai sifat-sifat
kesempurnaan. Mereka tidak
memakai kata itu untuk tuhan-tuhan
atau dewa-dewa mereka yang lain.
Kata "Ar-Rahman" terambil dari "Ar-
Rahmah" yang berarti "belas
kasihan", yaitu suatu sifat yang
menimbulkan perbuatan memberi
nikmat dan karunia.
Jadi kata "Ar-Rahman" itu ialah: Yang
berbuat (memberi) nikmat dan
karunia yang banyak.
Kata "Ar-Rahim" juga terambil dari
"Ar-Rahmah", dan arti "Rahim" ialah:
Orang yang mempunyai sifat belas
kasihan, dan sifat itu "tetap" padanya
selama-lamanya.
Maka Ar-Rahman Ar-Rahim
(Arrahmanirrahim) itu maksudnya:
Tuhan itu telah memberi nikmat
yang banyak dengan murah-Nya
dan telah melimpahkan karunia
yang tidak terhingga, karena Dia
adalah bersifat belas kasihan kepada
makhluk-Nya, dan oleh karena sifat
belas kasihan itu adalah suatu sifat
yang tetap pada-Nya maka nikmat
dan karunia Allah itu tidak ada
putus-putusnya.
Dengan demikian maka kata-kata
"Ar-Rahman" dan "Ar-Rahim" itu
kedua-duanya adalah diperlukan
dalam susunan ini, karena masing-
masing mempunyai arti yang
khusus.
Tegasnya bila seseorang Arab
mendengar orang mensifati Allah
dengan Ar-Rahman, maka
terpahamlah olehnya bahwa Allah
itu telah melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya dengan banyak dan
berlimpah-limpah. Tetapi bahwa
limpahan nikmat dan karunia yang
banyak itu tetap, tidak putus-putus
tidak dapat dipahami dari lafaz Ar-
Rahman itu saja. Karena itu perlulah
diikuti dengan Ar-Rahim, supaya
orang mengambil pengertian bahwa
limpahan nikmat dan karunia serta
kemurahan Allah itu tidak ada putus-
putusnya.
Hikmah membaca basmalah
Seorang muslim disuruh membaca
basmalah di waktu mengerjakan
sesuatu pekerjaan yang baik. Yang
demikian itu untuk mengingatkan
bahwa pekerjaan yang
dikerjakannya itu adalah suruhan
Allah, atau karena telah diizinkan-
Nya. Maka karena Allahlah dia
mengerjakan pekerjaan itu dan
kepada-Nya dia meminta
pertolongan supaya pekerjaan itu
terlaksana dengan baik dan berhasil.
Nabi saw. bersabda:
لك رمأ يذ لاب أدبيال هيف
مسبب هللا وهف رتبأ يأ
عوطقم بنذلا صقان
Sesuatu pekerjaan yang penting
yang tidak dimulai dengan
menyebut nama Allah adalah
buntung, yakni tidak ada hasilnya.
Orang Arab sebelum datang Islam
mengerjakan sesuatu pekerjaan
adalah dengan menyebut Al-Lata
dan Al-`Uzza, yaitu nama-nama
berhala mereka. Sebab itu Allah swt.
mengajarkan kepada penganut-
penganut agama Islam yang telah
mengesakan-Nya supaya mereka
mengerjakan dengan menyebut
nama Allah.
2 Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam,(QS. 1:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun
Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG /
Surah Al Faatihah 2
ُدْمَحْلا ِهَّلِل
ِّبَر َنيِمَلاَعْلا
)2(
Pada ayat di atas Allah swt. memulai
firman-Nya dengan menyebut
"Basmalah" untuk mengajarkan
kepada hamba-Nya agar memulai
sesuatu perbuatan yang baik
dengan menyebut basmalah itu,
sebagai pernyataan bahwa dia
mengerjakan perbuatan itu karena
Allah dan kepada-Nyalah dia
memohonkan pertolongan dan
berkat. Maka pada ayat ini Allah swt.
mengajarkan hamba-Nya agar
selalu memuji Allah.
"Al-Hamdu".
دمحلا
Memuji oleh karena sesuatu nikmat
yang diberikan oleh yang dipuji atau
karena sesuatu sifat keutamaan
yang dimiliki-Nya.
Semua nikmat yang telah dirasakan
dan didapat di alam ini dari Allah,
sebab Dialah yang jadi sumber bagi
semua nikmat. Yang mempunyai
sifat-sifat kesempurnaan, hanyalah
Allah semata. Karena itu Allah
sajalah yang berhak dipuji.
Ada manusia dipuji orang
berhubung jasanya yang banyak
atau akhlak dan budi pekertinya
yang luhur, tetapi orang memujinya
itu pada hakekatnya memuji Tuhan,
dengan disengaja atau tidak karena
Allahlah yang jadi pangkal bagi
semua yang disebut itu.
Berhubung nikmat Allah yang
sangat banyak, dan berhubung
sifat-sifat kesempurnaan yang
dipunyai oleh Allah, maka sudah
selayaknyalah manusia selalu
memuji-Nya.
Orang yang menyebut
"Alhamdulillah" bukanlah hanya
mengakui bahwa puji itu teruntuk
bagi Allah semata, bahkan dengan
ucapannya itu dia memuji Allah.
Dapat juga seseorang memuji Allah
dengan sebutan lain, yaitu: دمحلا
هلل tetapi ادمح هلل itulah yang
dipakaikan Allah di sini, karena
susunan semacam itu mengandung
arti tetap, yakni dipahamkan di
dalamnya bahwa Allah selamanya
dipuji, bukan sewaktu-waktu saja.
بر arti aslinya: "Yang
Empunya" (pemilik) di dalamnya
terkandung arti: mendidik, yaitu
menyampaikan sesuatu kepada
keadaannya yang sempurna dengan
berangsur-angsur.
"Alamin" artinya "semesta alam",
yakni semua jenis alam. Alam itu
berjenis-jenis macamnya, yaitu
alam tumbuh-tumbuhan, alam
binatang, alam manusia, alam
benda, alam makhluk yang
bertubuh halus umpamanya
malaikat, jin dan alam yang lain. Ada
ahli tafsir mengkhususkan "Alamin"
di ayat ini kepada makhluk-makhluk
Allah yang berakal yaitu manusia,
malaikat dan jin. Tetapi ini berarti
mempersempit arti kata yang
sebenarnya amat luas.
Dengan demikian Allah itu Pendidik
semesta alam tak ada suatu juga
dari makhluk Allah itu terjauh dari
didikan-Nya.
Tuhan mendidik makhluk-Nya
dengan seluas arti kata itu. Sebagai
pendidik, Dia menumbuhkan,
menjaga, memberikan daya
(tenaga) dan senjata kepada
makhluk itu guna kesempurnaan
hidupnya masing-masing.
Siapa yang memperhatikan
perjalanan bintang-bintang,
menyelidiki kehidupan tumbuh-
tumbuhan dan binatang di laut dan
di darat, mempelajari pertumbuhan
manusia sejak dari rahim ibunya,
sampai ke masa kanak-kanak lalu
menjadi manusia yang sempurna,
tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu
juga dari makhluk Tuhan yang
terlepas dari penjagaan,
pemeliharaan, asuhan dan inayah-
Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar