Rabu, 19 Mei 2010

Keseimbangan kata-kata Al quran

Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz
Al-Adabiy li Al-Qur’an Al-Karim
yang terdiri dari tiga jilid,
mengemukakan sekian banyak
contoh tentang Keajaiban di
dalam Al quran, yang dapat kita
simpulkan secara sangat singkat
sebagai berikut :
1. Keseimbangan kata atau
kalimat di dalamnya
A. Keseimbangan antara jumlah
bilangan kata dengan antonimnya.
Beberapa contoh, di antaranya :
* Al-hayah (hidup) dan al-mawt
(mati), masing-masing sebanyak
145 kali;
* Al-naf’ (manfaat) dan al-
madharrah (mudarat), masing-
masing sebanyak 50 kali;
* Al-har (panas) dan al-bard (dingin),
masing-masing 4 kali;
* Al-shalihat (kebajikan) dan al-
sayyi ’at (keburukan), masing-
masing 167 kali;
* Al-Thumaninah (kelapangan/
ketenangan) dan al-dhiq
(kesempitan/kekesalan), masing-
masing 13 kali;
* Al-rahbah (cemas/takut) dan al-
raghbah (harap/ingin), masing-
masing 8 kali;
* Al-kufr (kekufuran) dan al-iman
(iman) dalam bentuk definite,
masing-masing 17 kali;
* Kufr (kekufuran) dan iman (iman)
dalam bentuk indifinite, masing-
masing 8 kali;
* Al-shayf (musim panas) dan al-
syita ’ (musim dingin), masing-
masing 1 kali.
B. Keseimbangan jumlah bilangan
kata dengan sinonimnya/makna
yang dikandungnya.
* Al-harts dan al-zira’ah (membajak/
bertani), masing-masing 14 kali;
* Al- ’ushb dan al-dhurur
(membanggakan diri/angkuh),
masing-masing 27 kali;
* Al-dhallun dan al-mawta (orang
sesat/mati [jiwanya]), masing-
masing 17 kali;
* Al-Qur ’an, al-wahyu dan Al-Islam
(Al-Quran, wahyu dan Islam),
masing-masing 70 kali;
* Al-aql dan al-nur (akal dan
cahaya), masing-masing 49 kali;
* Al-jahr dan al- ’alaniyah (nyata),
masing-masing 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah
bilangan kata dengan jumlah kata
yang menunjuk kepada akibatnya.
* Al-infaq (infak) dengan al-ridha
(kerelaan), masing-masing 73 kali;
* Al-bukhl (kekikiran) dengan al-
hasarah (penyesalan), masing-
masing 12 kali;
* Al-kafirun (orang-orang kafir)
dengan al-nar/al-ahraq (neraka/
pembakaran), masing-masing 154
kali;
* Al-zakah (zakat/penyucian) dengan
al-barakat (kebajikan yang banyak),
masing-masing 32 kali;
* Al-fahisyah (kekejian) dengan al-
ghadhb (murka), masing-masing 26
kali.
D. Keseimbangan antara jumlah
bilangan kata dengan kata
penyebabnya.
* Al-israf (pemborosan) dengan al-
sur ’ah (ketergesa-gesaan), masing-
masing 23 kali;
* Al-maw ’izhah (nasihat/petuah)
dengan al-lisan (lidah), masing-
masing 25 kali;
* Al-asra (tawanan) dengan al-harb
(perang), masing-masing 6 kali;
* Al-salam (kedamaian) dengan al-
thayyibat (kebajikan), masing-
masing 60 kali.
E. Keseimbangan-keseimbangan
khusus.
(1) Kata yawm (hari) dalam bentuk
tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak
hari-hari dalam setahun. Sedangkan
kata hari yang menunjuk kepada
bentuk plural (ayyam) atau dua
(yawmayni), jumlah
keseluruhannya hanya 30, sama
dengan jumlah hari dalam sebulan.
Disisi lain, kata yang berarti “bulan”
(syahr) hanya terdapat 12 kali, sama
dengan jumlah bulan dalam
setahun.
(2) Al-Quran menjelaskan bahwa
langit ada “tujuh”. Penjelasan ini
diulanginya sebanyak 7 kali pula,
yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah
29, Al-Isra ’ 44, Al-Mu’minun 86,
Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk
3, dan Nuh 15. Selain itu,
penjelasannya tentang terciptanya
langit dan bumi dalam enam hari
dinyatakan pula dalam 7 ayat.
(3) Kata-kata yang menunjuk kepada
utusan Tuhan, baik rasul (rasul),
atau nabiyy (nabi), atau basyir
(pembawa berita gembira), atau
nadzir (pemberi peringatan),
keseluruhannya berjumlah 518 kali.
Jumlah ini seimbang dengan jumlah
penyebutan nama-nama nabi, rasul
dan pembawa berita tersebut, yakni
518 kali.
(4) Kata lautan (al bahar) disebutkan
32 kali sedangkan kata daratan (al
bar) disebutkan 13 kali. Jika di
jumlahkan perkataan yang berkaitan
tentang “lautan” dan “daratan”
adalah 45 perkataan. Seperti
pengiraan berikut :
Lautan : 32/45 X 100% = 71.11111111%
Daratan : 13/45 X 100% =
28.88888888%
Kini telah kita ketahui persentase
antara “Lautan” dan “Daratan” di
dalam dunia ini sebagaimana yang
di sebutkan di dalam kitab suci Al
Quran.
(5) [Quran 3:59]
Sesungguhnya persamaan “Isa” di
sisi Allah seperti persamaan
“ Adam”.
Kata “Isa” dan “Adam” sama-sama
muncul 25 kali.
(6) [Quran 7:176]
Persamaan “anjing” dengan “kaum
yang mendustakan ayat-ayat Kami”
adalah : bahwa “kaum yang
mendustakan ayat-ayat Kami” (al-
qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi
a_ya_tina_) dipersamakan/
diibaratkan kelakuannya seperti
seekor “anjing” (kalb). Jika kamu
menghalaunya, ia menjulurkan
lidahnya, atau jika kamu
membiarkannya, ia menjulurkan
lidahnya juga.
“Anjing” (kalb) tertulis 5 kali
sebagaimana kata “Kaum yang
mendustakan ayat-ayat Kami” (al-
qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi
a_ya_tina_) tertulis 5 kali juga.
(7) [Quran 29:41]
Persamaan “orang-orang yang
mengambil untuk mereka wali-wali
selain daripada Allah ” (alladzi_nat-
takhadzu_ mindu_nil-laahi), ialah
seperti persamaan “laba-laba”
(al-’ankabu_t). Laba-laba
(al-’ankabu_t) tertulis 2 kali, “Orang-
orang yang mengambil untuk
mereka wali-wali selain daripada
Allah ” (alladzi_nat-takhadzu_
mindu_nil-laahi) tertulis 2 kali juga.
(8) [Quran 62:5]
Persamaan “orang-orang yang
dibebankan dengan
Taurat ”,kemudian mereka tidak
memikulnya adalah seperti
persamaan “seekor keledai” yang
memikul buku-buku yang tebal.
“ Keledai” (al-hima_r) dan “orang-
orang yang dibebankan dengan
taurat ” (al-ladzi_na humilut-tawra_t)
sama-sama muncul di ayat ini, yaitu
hitungannya sama-sama satu kali
muncul.
F. Berkaitan dengan pertidaksamaan
matematik.
Dalam Quran, dijumpai hint tentang
pertidaksamaan ketika ada ayat yang
menyatakan “Adakah sama antara A
dan B (hal yastawi_ A wa B?),
sebagaimana ditemukan dalam
beberapa ayat. Tentunya, kita akan
berfikiran bahwa tentu saja
kemungkinan (probabilitas)
ketidaksamaan jumlah antara A dan
B adalah sangat besar, akan tetapi
anehnya, jika kita temukan ayat
yang menyatakan ketidaksamaan
antara A dan B, diketahui bahwa
perbedaan jumlah antara A dan B
adalah TEPAT SATU.
Contoh:
[Quran 4:95]
Tidaklah sama antara “mu’min yang
duduk [yang tidak ikut berperang]
yang tidak mempunyai “uzur”" (al-
qa_idu_n) dengan “orang-orang
yang berjihad di jalan Allah” (al-
muja_hidu_n) …
Jumlah kemunculan (al-qa_idu_n) /
(al-qa_idi_n) = 4
Jumlah kemunculan (al-
muja_hidu_n) / (al-muja_hidi_n) = 3
[Quran 6:50]
.. Apakah sama “orang yang
buta” (al-a’ma_) dengan “orang yang
melihat” (al-bashi_r)? Maka apakah
kamu tidak memikirkan(nya)?
Jumlah kemunculan (al-a’ma_) = 8
Jumlah kemunculan (al-bashi_r) = 9
[Quran 13:16]
.. Adakah sama orang buta dan
yang dapat melihat, atau samakah
“ gelap gulita” (adz-dzuluma_t) dan
“terang benderang” (an-nu_r) …
Jumlah kemunculan (adz-dzuluma_t)
= 14
Jumlah kemunculan (an-nu_r) = 13
Ada sedikit kejanggalan terhadap
fenomena ini di Quran 5:100, yang
dijelaskan sebagai berikut :
[Quran 5:100]
.. :Tidak sama “yang buruk” (al-
khabi_ts) dengan”yang baik” (at-
thayyib), meskipun banyaknya yang
buruk itu menarik hatimu, …
Catat akhir ayat di atas, bahwa:
“ banyaknya yang buruk itu menarik
hatimu, … ”
Ternyata, jumlah kata (al-khabi_ts)
dengan (at-thayyib) adalah SAMA,
yaitu 7 kali kemunculan. Penjelasan
dari kejanggalan ayat ini ditemukan
di Quran 8:37 yang menyatakan :
[Quran 8:37]
Supaya Allah memisahkan yang
buruk daripada yang baik, dan
“ supaya Dia meletakkan yang buruk,
sebahagiannya di atas sebahagian
yang lain ”, …
Di ayat ini, dikatakan bahwa Dia
meletakkan “yang buruk” (al-
khabi_ts) sebahagian di atas
sebahagian yang lainnya, sehingga
jumlahnya seakan-akan bertambah
(seakan-akan sama, yakni sama-
sama muncul 7 kali).
Demikianlah sebagian dari hasil
penelitian yang kita rangkum dan
kelompokkan ke dalam bentuk
seperti terlihat di atas.
2. Adanya pemberitaan ghaib di
dalamnya
Fir’aun, yang mengejar-ngejar Nabi
Musa., diceritakan dalam surah
Yunus. Pada ayat 92 surah itu,
ditegaskan bahwa “Badan Fir’aun
tersebut akan diselamatkan Tuhan
untuk menjadi pelajaran generasi
berikut .” Tidak seorang pun
mengetahui hal tersebut, karena hal
itu telah terjadi sekitar 1200 tahun
S.M.
Nanti, pada awal abad ke-19,
tepatnya pada tahun 1896, ahli
purbakala Loret menemukan di
Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu
mumi, yang dari data-data sejarah
terbukti bahwa ia adalah Fir ’aun
yang bernama Maniptah dan yang
pernah mengejar Nabi Musa a.s.
Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908,
Elliot Smith mendapat izin dari
pemerintah Mesir untuk membuka
pembalut-pembalut Fir ’aun tersebut.
Apa yang ditemukannya..? adalah
satu jasad Fir’aun utuh, seperti yang
diberitakan oleh Al-Quran melalui
Nabi yang ummiy (tak pandai
membaca dan menulis itu).
Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah
berkunjung ke Museum Kairo, akan
dapat melihat Fir ’aun tersebut.
Terlalu banyak ragam serta
peristiwa gaib yang telah
diungkapkan Al-Quran dan yang
tidak mungkin dikemukakan dalam
kesempatan yang terbatas ini.
3. Isyarat-isyarat ilmiah yang
terkandung di dalamnya
Banyak sekah isyarat ilmiah yang
ditemukan dalam Al-Quran.
Misalnya diisyaratkannya bahwa
“ Cahaya matahari bersumber dari
dirinya sendiri, sedang cahaya bulan
adalah pantulan (dari cahaya
matahari )” (perhatikan QS 10:5); atau
bahwa jenis kelamin anak adalah
hasil sperma pria, sedang wanita
sekadar mengandung karena
mereka hanya bagaikan
“ ladang” (QS 2:223); dan masih
banyak lagi lainnya yang
kesemuanya belum diketahui
manusia kecuali pada abad-abad
bahkan tahun-tahun terakhir ini.
Dari manakah Muhammad
mengetahuinya kalau bukan dari
Dia, Allah Yang Maha Mengetahui.?
Kesemua aspek tersebut tidak
dimaksudkan kecuali menjadi bukti
bahwa petunjuk-petunjuk yang
disampaikan oleh Al-Quran adalah
benar, sehingga dengan demikian
manusia yakin serta secara tulus
mengamalkan petunjuk-
petunjukNya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar